Kamis, 22 Maret 2012

PANTAI MANANGA ABA


Pantai Mananga Aba, Sumba Barat Daya

(Koordinat: 9°21'28.33"S, 119°18'5.23"E )

Pantai Mananga Aba atau Pantai Kita?
Banyak orang menyukai pantai karena anginnya yang semilir, pemandangan ombak bergulung-gulung dengan pasirnya yang lembut. Berjalan-jalan disepanjang pesisir dan bermain ombak selalu menjadi idola bagi siapa pun untuk melepas penat dari kesibukan aktivitas sehari-hari. Hal ini lah yang membuat pantai-pantai yang indah selalu ramai dikunjungi orang. Namun bagi yang menginginkan ketenangan saat berwisata pantai, pergi ke Pantai Mananga Aba adalah sebuah pilihan.  Pantai Mananga Aba memiliki pasir yang putih bersih dan luas dengan lengkung pantai yang indah, dengan suasana yang tenang karena belum banyak dikunjungi orang. Keindahan pantai ini tidak diragukan lagi terbukti  banyak bidang tanah di sekitar Pantai Mananga Aba sudah dikapling-kapling oleh para investor untuk usaha pariwisata.


Bermain ombak di Pantai Mananga Aba 
Jalan menuju ke Pantai Mananga Aba sudah beraspal dan cukup dekat dengan Waitabula, Ibukota Sumba Barat Daya.  Ketika kami datang pada Oktober 2010, Pantai Mananga Aba belum dikelola oleh Pemda sehingga untuk masuk ke lokasi tidak ada portal untuk meminta retribusi. Suasana tenang dan sepi, hanya terlihat beberapa orang nelayan yang sedang duduk-duduk. Pengunjung pantai untuk berwisata yang kami lihat hanyalah beberapa orang muda-mudi yang sedang duduk berkumpul membentuk lingkaran.


Pemda Kabupaten Sumba Barat Daya juga sudah membidik potensi parawisita di Pantai Mananga Aba. Mungkin agar nama pantai menjadi familiar, mereka akan mengganti nama menjadi Pantai Kita. Beberapa pihak kurang sependapat dengan penggantian nama ini, karena justru akan mengurangi keaslian dan ke-khas-an pantai ini. Kita tunggu saja, apakah nama pantai akan diganti atau tidak. Yang jelas, sebelum pantai ini diresmikan sebagai lokasi pariwisata tentunya sudah harus memiliki nama paten. Pemilihan nama sedikit banyak juga akan mempengaruhi minat wisatawan untuk berkunjung.

Kabupaten Sumba Barat


Kabupaten Sumba Barat

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Sumba Barat)
Kabupaten Sumba Barat
Lambang Kabupaten Sumba Barat.gif
Lambang Kabupaten Sumba Barat
Motto: Pada eweta manda ilu

Lokasi Nusa Tenggara Timur Kabupaten Sumba Barat.svg
Peta lokasi Kabupaten Sumba Barat
Koordinat: -
ProvinsiNusa Tenggara Timur
Tanggal-
Ibu kotaWaikabubak
Pemerintahan
 - -
 - DAURp. 238.492.879.000,-[1]
Luas4.051,9 km2
Populasi
 - Total300.000 jiwa
 - Kepadatan74,04 jiwa/km2
Demografi
 - Kode area telepon0387
Pembagian administratif
 - Kecamatan12
 - Kelurahan-
 - Situs webhttp://www.sumbabaratkab.go.id/
Kabupaten Sumba Barat adalah sebuah kabupaten yang terletak di provinsi Nusa Tenggara TimurIndonesia. Ibu kotanya berada di Waikabubak. Luas daratannya 4.051,9 kilometer persegi.

Daftar isi

  [sembunyikan

[sunting]Keadaan Alam

Topografi kabupaten ini berupa rangkaian pegunungan dan bukit-bukit kapur yang curam. Iklimnya tropis dengan musim hujanrelatif pendek dibandingkan kemarau. Curah hujan rata-rata cukup tinggi, terutama pada November hingga Maret.

[sunting]Penduduk

Penduduknya berjumlah sekitar 300.000 jiwa. Sekitar setengah penduduk kabupaten ini masih memeluk agama tradisional Marapu. Penduduk yang lain adalah pemeluk ProtestanKatolikIslamHindu dan sisanya adalah Budha. Kenyataan ini diakibatkan karena masih kuatnya pengaruh adat-istiadat mereka, terutama di kecamatan Kodi, Waijewa Barat dan Waijewa Timur yang hampir setengah penduduknya adalah pemeluk Marapu. Selain itu di kabupaten ini masih terdapat masyarakat terasing, yaitu suku bangsa Gaura di desa Gaura, kecamatan Walakaka, suku bangsa Balikeda di desa Dokakaka, kecamatan Loli dan suku bangsa Lenang di desa Lenang, kecamatan Katikutana.

[sunting]Perekonomian

Sebagian besar penduduk di kabupaten ini bergantung hidup pada sektor pertanian. Karena keadaan tanahnya, tanaman cokelat dan tembakau dapat tumbuh di areal seluas 110 hektar dan 2.280 hektar.
Sektor peternakan juga merupakan nafkah tambahan utama penduduk setempat. Kerbau banyak digunakan dalam pelaksanaan upacara adat, terdapat di kecamatan Kodi, Walakaka dan Katikutana. Selain itu kerbau juga digunakan untuk menggarap tanah pertanian secara tradisional (renca).

[sunting]Budaya

Di daerah ini masih bisa ditemukan daerah-daerah yang memiliki nilai historis, baik dari segi sejarah maupun sosial budayanya. Kampung Kadung Tana, Watu Karagata dan Bulu Peka Mila merupakan daerah yang terdapat makam-makam megalitik. Juga di desa Tarung yang berjarak setengah kilometer dari kota Waikabubak, terdapat makam megalitik yang bercirikan tanduk kerbau dan taring-taring babi yang pada masa lalu merupakan hewan sakral.
Di kampung Makatakeri, desa Anakalang (kini masuk wilayah Kabupaten Sumba Tengah), terdapat makam Raja Anakalang seberat 70 ton. Konon, makam itu dikerjakan oleh 2.000 orang selama tiga tahun. Di kampung Lai Tarung yang terletak di atasgunung, terletak makam nenek moyang 12 klan. Di kecamatan Walakaka sering dilaksanakan acara perang tanding di atas kudaatau pasola pada bulan MaretPasola adalah keterampilan menunggang kuda sambil melemparkan tombak kayu berujung tumpul yang di arahkan ke tubuh lawan. Sebelum upacara tersebut berlangsung, diadakan terlebih dahulu acara nyale, yaitu mencari sejenis cacing yang terdapat di antara batu-batu di tepi pantai. Anehnya, cacing-cacing tersebut hanya ada pada saat menjelang subuh kala purnama mulai muncul di bulan Maret. Cacing-cacing berprotein tinggi itu ditangkap untuk kemudian dimakan. Di daerah lain seperti Kodi dan Lamboya (termasuk kecamatan Walakaka) upacara pasola dan nyale biasanya diadakan pada bulan Februari. Dibagian selatan Sumba Barat terdapat Pantai Rua yang berpasir putih yang berjarak sekitar 76 km dari Waikabubak.

Kabupaten Sumba Timur


Kabupaten Sumba Timur

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Sumba Timur)
Kabupaten Sumba Timur
Lambang Kabupaten Sumba Timur.jpg
Lambang Kabupaten Sumba Timur
Motto: Matawai Amahu pada Njara Hamu

Lokasi Nusa Tenggara Timur Kabupaten Sumba Timur.svg
Peta lokasi Kabupaten Sumba Timur
Koordinat: -
ProvinsiNusa Tenggara Timur
Tanggal1958
Ibu kotaWaingapu
Pemerintahan
 - BupatiDrs. Gidion Mbiliyora, M.S
 - DAURp. 385.899.303.000,-[1]
Luas7.000,5 km2
Populasi
 - Total190.214 jiwa (2002)
 - Kepadatan27,17 jiwa/km2
Demografi
 - Kode area telepon0387
Pembagian administratif
 - Kecamatan-
 - Kelurahan-
 - Situs webhttp://www.sumbatimurkab.go.id/
Kantor DPRD Kabupaten Sumba Timur di Kota Waingapu
Kabupaten Sumba Timur merupakan salah satu kabupaten yang berada di provinsi Nusa Tenggara Timur. Pada masa lalu, kabupaten ini berada di bawah Keresidenan Timor.

Daftar isi

  [sembunyikan

[sunting]Kecamatan

Kabupaten Sumba Timur dibagi menjadi 22 kecamatan, yaitu:

[sunting]Batas wilayah

Kabupaten ini menempati bagian timur Pulau Sumba dengan batas-batas sebagai berikut:
UtaraSelat Sumba
SelatanSamudra Hindia
BaratKabupaten Sumba Barat
TimurLaut Sabu
Selain itu kabupaten Sumba Timur juga meliputi empat pulau kecil di selatan, yakni Pulau Salura, Pulau Mengkudu, Pulau Kotak dan Pulau Nusa.

[sunting]Topografi

Kondisi topografi Sumba Timur secara umum datar (di daerah pesisir), landai sampai bergelombang (wilayah dataran rendah <100 meter) dan berbukit (pegunungan). Daerah dengan ketinggian di atas 1000 meter hanya sedikit di wilayah perbukitan dan gunung. Lahan pertanian terutama di dataran pantai utara yang memiliki cukup air di permukaan maupun sungai-sungai besar. Setidaknya terdapat 88 sungai dan mata air yang tidak kering di musim kemarau.
Rangkaian pegunungan dan bukit-bukit kapur curam yang menguasai wilayah bagian tengah dengan empat puncak: Mawunu, Kombapari, Watupatawang dan Wanggameti. Dataran rendah terdapat di sepanjang pesisir dengan bagian yang cukup luas di Tanjung Undu (pesisir paling barat). Kabupaten ini beriklim tropis dengan musim hujan yang relatif pendek dan musim kemarau yang panjang (delapan bulan). Suhu rata-rata adalah 22,5 derajat sampai 31,7 derajat Celsius. Musim hujan biasanya terjadi di bulan Desember sampai Maret untuk daerah pesisir dan November sampai April di daerah pedalaman. Jumlah curah hujan dalam setahun 1.860 milimeter, sehingga daerah ini termasuk daerah beriklim kering.
Amplitudo suhu yang tinggi mengakibatkan batu-batuan menjadi lapuk, tanah merekah dan terjadi seleksi alam terhadap tumbuhan dan hewan yang dapat hidup dalam kondisi demikian. Karena itu, jenis tumbuhan yang ada umumnya berupa tanaman keras seperti jatikelapa dan aren, sementara hewan peliharaan umumnya adalah sapikerbau dan kuda yang telah menyesuaikan diri dengan keadaan alam Sumba yang berpadang sabana luas.
Keadaan tanah di Sumba Timur mengandung pasir, kapur dan batu karang karena ratusan ribu tahun yang lalu daerah ini berada di bawah permukaan laut. Setelah zaman es berlalu, daratan ini muncul di atas permukaan laut, sehingga sering dijumpai berbagai jenis hewan laut seperti kerangikan dan tanaman laut yang telah menjadi fosil di bukit-bukit karang. Rumput-rumput pun tumbuh di atas batu-batu karang.

[sunting]Demografi

Seorang gadis Sumba Timur dari golongan menengah (kabisu) di tahun 1930
Jumlah Penduduk Kabupaten Sumba Timur (2002) adalah 190.214 jiwa atau dengan kepadatan rata-rata 27 jiwa/km². Kepadatan tertinggi di Kecamatan Waingapu, yaitu 1.049 jiwa/km², sedang kepadatan terendah ada di Kecamatan Haharu, yaitu 13 jiwa/km². Disamping orang Sumba Timur asli juga terdapat orang Sabu, keturunan Tionghoa, Arab, Bugis, Jawa dan penduduk yang berasal dari daerah Nusa Tenggara Timur lainnya. Bahasa daerah yang digunakan adalah Bahasa Sumba Kambera. Sebagian besar penduduk di kabupaten ini beragama Protestan. Selebihnya adalah IslamHindu dan Budha. Sekitar 39 persen lagi adalah beragama tradisional Marapu. Meskipun keadaan tanahnya kurang subur, lebih dari separuh penduduk kabupaten Sumba Timur ini adalah petani. Selain itu ada juga yang bekerja sebagai peternak, pegawai, buruhnelayan dan lain-lain. Walaupun sektor pertanian menempati tempat pertama dalam pendapatan regional, luas sawah yang bisa digarap baru 11 persen dari luas tanah kabupaten seluruhnya. Penggarapan sawah ini dilakukan dengan cara tradisional yang disebut renca, yaitu pengerahan tenaga manusia dan kerbau dalam jumlah besar diatas tanah sawah yang akan ditanami. Kaki-kaki kerbau yang berjumlah puluhan ini digunakan sebagai pengganti bajak dan pekerjaan renca ini diawali dan diakhiri dengan upacara keagamaan (ritus). Kehidupan sehari-hari penduduknya pada dasarnya merupakan cerminan kehidupan agama tradisional mereka. Hal ini bisa dilihat saat mereka melaksanakan berbagai upacara adat berkenaan dengan daur hidup seperti upacarakelahiran (habola), perkawinan (lalei atau mangoma) dan kematian (pa taningu).

[sunting]Perekonomian

Perekonomian penduduk Sumba Timur ini sebagian besar adalah pertanian, (termasuk peternakan), industri rumah tangga (terutama kerajinan tekstil/tenun) serta pariwisata.

[sunting]Kerajinan

Industri rumah tangga di Sumba Timur didominasi kerajinan kain tenun ikat yang terdapat di hampir seluruh penjuru kabupaten. Kerajinan kain tenun ikat ini sudah terkenal sejak ratusan tahun. Ada dua kelompok pengrajin, yaitu yang menggantungkan seluruh penghasilannya pada pekerjaannya dan yang melakukannya hanya sebagai kerjaan sambilan. Seniman sambilan ini umumnya adalah mereka yang secara sosial masih memiliki fungsi adat seperti kaum bangsawan (maramba). Walaupun merupakan hasil sambilan, tenun jenis ini bermutu tinggi karena sebenarnya tenunan tersebut bukanlah barang dagangan, hanya sebagai koleksi atau digunakan dalam upacara adat. Ada beberapa daerah yang terkenal dengan kain tenunnya, seperti DesaKaliuda yang terletak di Kecamatan Pahungalodu, Rindi dan Watuhadang yang terletak di kecamatan Rindiumalulu, Rambangaru yang terletak di kecamatan Pandawai dan Kelurahan Prailulu. Tenunan dari daerah ini bermutu tinggi karena dibuat dengan menggunakan ramuan tradisional dan membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikannya. Tidak jarang ada tenunan yang lama penyelesaiannya hingga tahunan, yang menyebabkan harga jualnya pun mencapai jutaan rupiah, terutama yang berasal dari Rindi, Kaliuda dan Kampung Pau.
Kerajinan tenun ini juga mendukung kegiatan pariwisata di kabupaten ini.

[sunting]Pertanian tanaman

Pada sektor pertanian tanaman, padijagung dan ubi kayu menjadi andalan. Hasil pertanian lainnya adalah cengkehkapukkemirikelapaubi jalarkacang tanahkacang hijau,sorgum dan jambu mete. Hasil pertanian tersebut telah dikembangkan sejak tahun 1977.

[sunting]Peternakan

Ekspor Sapi dari Sumba sekitar 1948
Sektor peternakan memiliki sejarah panjang dan cukup berbeda dari daerah lain di Indonesia, oleh sebab keadaan alam wilayah ini yang memiliki musim penghujan pendek dan padang rumput (sabana) luas.
Sumba Timur terkenal sebagai pusat penangkaran dan perdagangan kuda sejak abad ke-19. Kuda sandel yang merupakan hasil perbaikan (grading up) kuda lokal dengan kuda Arab telah menjadi maskot daerah dan figurnya dimasukkan dalam lambang daerah.
Pada awal abad ke-20 (1906-1907) pemerintah Hindia Belanda memasukkan empat ras sapi ke Sumba, sapi jawasapi madura,sapi bali dan sapi ongole dari India. Hanya yang terakhir yang diketahui bisa beradaptasi dengan baik dan segera menjadi komoditi peternakan unggulan, menggeser kuda.[2] Tujuh tahun sejak introduksi, pemerintah menetapkan Sumba sebagai pusat penangkaran sapi ongole murni dan sejak itu biakannya dikenal sebagai ras SO (Sumba Ongole) dan ini berlangsung hingga sekarang.

[sunting]Pariwisata

Pantai Kalala, Tarimbang, Purukambera dan Walakiri sudah mendunia dan dikenal sebagai tempat berselancar yang indah. Sisa-sisa kebudayaan megalitik berupa kubur batu dan rumah-rumah adat asli yang sering menjadi tempat pelaksanaan upacara adat penguburan jenazah bangsawan menarik minat para wisatawan. Wisata alam dapat dilakukan di Taman Nasional Laiwangi Wanggameti.[3]
Tempat wisata populer lainnya adalah Londa Lima, Watuparunu dan Purukambera.

[sunting]Catatan kaki

  1. ^ "Perpres No. 6 Tahun 2011". 17 Februari 2011. Diakses pada 23 Mei 2011.
  2. ^ Artikel "Seabad Sapi Ongole di Sumba Timur" dari arsip Kompas Online edisi 29 Oktober 2005, laporan Cokorda Yudistira
  3. ^ Artikel tentang "Kabupaten Sumba Timur" di laman Kompas Online edisi 3 Mei 2002, dari Litbang Kompas (diambil dari cache google)